Riauaktual.com - Enam ekor anjing itu tampak ketakutan. Binar mata mereka seakan telah padam. Kasih dan sayang yang seharusnya didapatkan, hanyalah angan-angan.
Di sangkar sempit itu, mereka menunggu giliran. Dibantai, dijegal, dan dengan tega dijadikan santapan. Detik demi detik yang berjalan begitu lamban.
Tak jarang, kedua telinga mereka harus mendengar jeritan "teman mereka" kala telah sampai giliran, untuk dijegal.
Gonggongan yang biasanya garang, perlahan hilang seketika.
Mereka memelas berharap aksi biadab penjegalan itu dihentikan.
Mencekam, ketakutan, penuh keberingasan. Itulah yang mereka rasakan di balik jeruji besi sempit itu.
Bagi sebagian orang, anjing adalah hewan peliharaan yang lucu dan cerdas. Mereka menjadi sahabat manusia sejak lama.
Tapi di rumah kecil sebuah gang sempit di Kota Pekanbaru, anjing jadi santapan sekelompok manusia.
Dan bagi manusia lainnya, mereka tanpa ampun menghabisi nyawa sahabat manusia normal tersebut.
Pro dan kontra boleh saja. Namun, sungguh di luar batas kewajaran jika anjing dijadikan bahan jagalan.
Jika dapat berbicara, ke-enam anjing itu akan sangat berterima kasih kepada komunitas pecinta satwa yang telah menyelamatkan mereka.
Malam-malam kelam yang mereka habiskan menunggu giliran berakhir sudah. Namun yang pasti, trauma berat itu tak akan mudah sirna.
Bayangan suara memelas teman-teman mereka masih akan terngiang di benak mereka.
Ketakutan masih akan terus menghantui para anjing, yang salah satunya dalam keadaan hamil itu.
Terimakasih para Komunitas Pecinta Satwa yang berhasil mengungkap aksi jagal menjagal di Jalan Gotong Royong, Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru, Jumat (15/7/2022) malam lalu.
Komunitas itu dikenal sebagai Animals Hope Shelter Gunung Sindur. Christian Joshua, sang pimpinan komunitas itu mengungkapkan hewan yang akan dijadikan santapan ini berhasil diselamatkan berkat investigasi anggota komunitas Pekanbaru Dog Lover.
"Investigasi ini dilakukan sejak bulan April. Ini merupakan salah satu rumah jagal anjing terbesar di kota Pekanbaru yang berada sangat dekat dengan pemukiman penduduk," terangnya, Sabtu (16/7).
Dari investigasi yang dilakukan, pihaknya mendapat informasi bahwa puluhan ekor anjing yang berada di rumah jagal hewan ini berasal dari wilayah Sumatera Barat, bahkan didapat dengan harga murah.
Setelah mendapatkan data dan bukti, dikatakan Joshua, pihaknya didampingi kepolisian segera mendatangi lokasi dan sempat terjadi perdebatan dengan keluarga dari pemilik rumah jagal tersebut.
"Saat tiba di lokasi, kita hanya menemukan enam ekor anjing yang tersisa. Diduga anjing lainnya sudah dijual mereka," ungkapnya.
"Semua anjing yang kami selamatkan itu dalam kondisi terluka. Dilihat dari lukanya, kami menduga anjing-anjing itu merupakan korban penculikan yang dilakukan dengan cara dijerat," jelasnya.
Selanjutnya, anjing-anjing yang telah dievakuasi segera dibawa ke klinik hewan untuk mendapat pengobatan.
Joshua mengatakan pihaknya akan menempuh jalur hukum. Diduga akan dikenakan pasal 55 ayat 1 jo pasal 47 ayat 5 Undang-undang Republik Indonesia nomor 41 tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 18 tahun 2009 Tentang peternakan dan kesehatan hewan atau pasal 302 KUHP.
"Kita akan bawa ke jalur hukum," tegasnya.